Subscribe:

Labels

16 Jun 2011




Aku Di Gangbang di Sekolah.Namaku Eliza. Cerita ini terjadi saat usiaku
masih 17 tahun. Waktu itu, aku duduk di kelas 2
SMA swasta yang amat terkenal di Surabaya.
Aku seorang Chinese, tinggi 157 cm, berat 45 kg,
rambutku hitam panjang sepunggung. Kata orang
orang, wajahku cantik dan tubuhku sangat ideal.
Namun karena inilah aku mengalami malapetaka
di hari Sabtu, tanggal 18 Desember. Seminggu
setelah perayaan ultahku yang ke 17 ini, dimana
aku akhirnya mendapatkan SIM karena sudah cukup umur, maka aku ke sekolah dengan
mengendarai mobilku sendiri, mobil hadiah ultahku. Sepulang sekolah, jam menunjukkan waktu
18:30 (aku sekolah siang, jadi pulangnya begitu malam), aku merasa perutku sakit, jadi aku ke
WC dulu. Karena aku bawa mobil sendiri, jadi dengan santai aku buang air di WC, tanpa harus
kuatir merasa sungkan dengan sopir yang menungguku. Tapi yang mengherankan dan sekaligus
menjengkelkan, aku harus bolak balik ke wc sampai 5 kali, mungkin setelah tak ada lagi yang
bisa dikeluarkan, baru akhirnya aku berhenti buang air. Namun perutku masih terasa mulas.
Maka aku memutuskan untuk mampir ke UKS sebentar dan mencari minyak putih. Sebuah
keputusan fatal yang harus kubayar dengan kesucianku.
Aku masuk ke ruang UKS, menyalakan lampunya dan menaruh tas sekolahku di meja yang ada
di sana, lalu mencari cari minyak putih di kotak obat. Setelah ketemu, aku membuka kancing
baju seragamku di bagian perut ke bawah, dan mulai mengoleskan minyak putih itu untuk
meredakan rasa sakit perutku. Aku amat terkejut ketika tiba tiba tukang sapu di sekolahku yang
bernama Hadi membuka pintu ruang UKS ini. Aku yang sedang mengolesi perutku dengan
minyak putih, terkesiap melihat dia menyeringai, tanpa menyadari 3 kancing baju seragamku
dari bawah yang terbuka dan memperlihatkan perutku yang rata dan putih mulus ini. dan belum
sempat aku sadar apa yang harus aku lakukan, ia sudah mendekatiku, menyergapku, menelikung
tangan kananku ke belakang dengan tangan kanannya, dan membekap mulutku erat erat dengan
tangan kirinya. Aku meronta ronta, dan berusaha menjerit, tapi yang terdengar cuma “eeemph…
eeemph…”. Dengan panik aku berusaha melepaskan bekapan pada mulutku dengan tangan
kiriku yang masih bebas. Namun apa arti tenaga seorang gadis yang mungil sepertiku
menghadapi seorang lelaki yang tinggi besar seperti Hadi ini? Aku sungguh merasa tak berdaya.
“Halo non Eliza… kok masih ada di sekolah malam malam begini?” tanya Hadi dengan
menjemukan. Mataku terbelalak ketika masuk lagi tukang sapu yang lain yang bernama bernama
Yoyok. “Girnooo”, ia melongok keluar pintu dan berteriak memanggil satpam di sekolahku. Aku
sempat merasa lega, kukira aku akan selamat dari cengkeraman Hadi, tapi ternyata Yoyok yang
mendekati kami bukannya menolongku, malah memegang pergelangan tangan kiriku dengan
tangan kanannya, sementara tangan kirinya mulai meremasi payudaraku. “Wah baru kali ini ada
kesempatan pegang susu amoy.. ini non Eliza yang sering kamu bilang itu kan Had?” tanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar