Badan Pusat Statistik (BPS) belum menyelesaikan kegiatan sensus sapi hingga saat ini. Sensus baru terlaksana 93% dan jumlah sapi yang dimiliki Indonesia mencapai 14 juta ekor.
Hal ini disampaikan oleh Kepala BPS Rusman Heriawan ketika ditemui di kantor presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Jumat (24/6/2011).
"Hasil sementara 93% sensus, sapi mencapai 14 juta ekor untuk sapi potong. Kerbau 1,1 juta ekor, dan sapi perah 400 ribuan," kata Rusman.
Dia mengatakan, di Juni ini diramalkan BPS bakal terjadi inflasi karena kenaikan harga beras dan daging sapi. "Penyetopan ekspor sapi Australia berdampak kepada harga dan sebenarnya bagus untuk peternak sapi lokal. Di lain pihak harga daging sapi naik. Minggu kedua dan ketiga agak tajam naiknya," katanya.
Namun secara rata-rata keseluruhan di Mei-Juni harga daging sapi masih turun. Menurut Rusman, meskipun potensi sapi Indonesia besar namun pengadaan daging lebih mudah melalui ekspor karena satu pintu saja.
"Kalau dari peternak, itu kan menyebar. Ini jadi pelajaran kita bisa mengakses sumber itu," jelas Rusman.
Rusman mengataan potensi laju inflasi di bulan ini bisa mencapai 0,1% yang terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga beras.
"Potensi inflaai lebih tinggi pertama beras 5% bobotnya. Kedua ada hiburan cabai masih rendah sumbangan deflasi dan gula pasir turun," tuturnya.
Sebelum adanya sensus sapi dan kerbau, data yang dipegang oleh pemerintah, populasi ternak yang ada di Indonesia jumlah sapi potong mencapai 13,6 juta ekor, kerbau 2,01 juta ekor, kambing 16,84 juta ekor, domba 10,91 juta ekor, ayam buras 268,95 ribu, ayam ras petelur 103,841 ribu dan ayam ras daging 1,249 juta ekor.
24 Jun 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar