Keluarga Lina, Selasa (7/6) menyebutkan bahwa Kedubes Indonesia di Arab Saudi tidak mengetahui keberadaan jenazah Lina yang telah meninggal dua bulan silam.
"Kami sudah beberapa kali menghubungi pihak KBRI di Arab Saudi dan terakhir kemarin tetapi mereka mengatakan tidak mengetahui keberadaan anak saya," kata orang tua Lina, Udin.
Keluarga pun telah menghubungi perusahaan pengirim Lina, PT Kemuning. Namun jawabannya tidak pasti. Awalnya, jenazah Lina dikatakan sudah dikargo, tapi belakangan tidak diketahui keberadaannya.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukabumi yang juga dimintai tolong untuk menanyakan keberadaan dan kondisi Lina tak juga memberikan jawaban.
"Kami sangat khawatir dan tanda tanya bagaimana nasib jenazah anak saya. Selain itu, saya juga telepon ke majikannya yang ada di Arab Saudi, namun jawabannya seperti menyepelekan," ungkap Udin.
Menurut Udin, keluarganya mendapat kabar meninggalnya Lina dari surat yang dikeluarkan oleh perwakilan Kementerian Luar Negeri melalui penyalur, Kamis (12/5) lalu. Lina disebutkan telah meninggal karena sakit. Namun, tak disebutkan sakit apa.
"Selama ini saya tidak tahu dimana Lina meninggal, apakah di rumah sakit atau di rumah majikannya dan yang anehnya lagi kenapa KBRI dan penyalur anak saya saat ini tidak tahu di mana keberadaan anak saya," ujar Udin.
Keluarga Lina menyebutkan, Lina telah bekerja di Arab Saudi selama 20 bulan, sejak 2 September 2009. Selama bekerja, Lina tak pernah mengirimkan uang dari gajinya sepeser pun kepada keluarga di Sukabumi untuk kebutuhan hidup tiga anaknya. Pihak keluarga hanya bisa mendesak perusahaan penyalur agar bertanggung jawab atas kasus ini. Karena, Lina pun berhak atas asuransinya.
Sementara itu, Kepala Disnakertrans Kabupaten Sukabumi, Iwan Ridwan mengatakan bahwa pihaknya sudah menugaskan stafnya untuk bertemu dengan keluarga Lina. Selain itu, Disnakertrans juga terus melakukan pengusutan dan mencari tahu keberadaan jenazah Lina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar