1 Jul 2011
Penabrak Kasat Sabhara Jadi Tersangka Di Polres Madiun
Muhadi (36) warga Dusun Kelingan, Desa Glonggong, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, ditetapkan sebagai tersangka penyebab kematian Kasat Sabhara Polres Madiun Kota AKP Sutrisno, dalam kecelakaan lalu lintas (Laka Lantas) di Jalan Raya Madiun-Ponorogo, masuk Desa Glonggong, Jum’at (3/6) sekitar pukul 18.45 lalu.
“Sebab dalam kecelakaan itu, truknya tengah ngeban tidak menyalakan lampu sign maupun memasang tanda lain beberapa meter sebelumnya, sehingga mengakibatkan orang lain mengalami kecelakaan. Apalagi, kondisinya malam hari dan daerah sekitar tidak ada penerangan jalan,” ujar Kapolres Madiun AKBP Nanan Juni, Sabtu (4/6).
Ia menyatakan truk nopol AE 8145 E bermuatan batu, saat berhenti sebagian masih berada di badan jalan. Jika pengemudi memahami kondisi itu, seharusnya segera menyalakan lampu sign terus menerus, diikuti pemasangan setiga pengaman atau benda lain beberapa meter sebelum badan truk.
Menurutnya tersangka dijerat melanggar pasal 310 ayat 2, 3, dan 4 UU Nomor 22/2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan ancaman hukuman satu hingga 6 tahun penjara. Tersangka kini sudah mendekam di sel tahanan Polres Madiun, selanjutnya kembali menjalani pemeriksaan intensif.
Berdasarkan keterangan saksi-saksi, tambahnya, saat kejadian Muhadi tengah memperbaiki ban truk yang bocor dan menepikan truknya mulai pukul 17.00. Namun, Muhadi lupa menyalakan lampu mobil mobil dan memasang tanda pengaman lain, berakibat fatal yaitu menjadi penyebab kecelakaan serta menewaskan AKP Sutrisno.
Dilaporkan AKP Sutrisno mengendarai Honda New Mega Pro nopol AE 6067 AE berjalan dari selatan ke utara berbocengan dengan anaknya Julian (12) pelajar kelas VI satu Madrasah Ibdtidaiyah (MI). Tanpa disadari, setiba di tempat kejadian perkara (TKP) menabrak dump truk hingga terpelanting di jalanan dan terseret beberapa meter.
Namun, dari arah yang sama melaju motor Suzuki Spin Nopol AE 6187 TJ dikendarai Ny Sri Wahjuni warga Kelurahan Bangunsari, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo. Dalam kondisi terkejut, tanpa bisa menghindari sempat mengenai motor korban, lalu dirinya terjatuh.
AKP Sutrisno tewas seketika di TKP, sedangkan Ny Sri Wahyuni mengalami luka berat yaitu patah tulang tangan kanan dan Julian hanya mengalami beberapa luka dibagian wajah. Hingga kini, ke-2 korban masih menjalani perawatan intensif di RSUPP Jatim dr Soedhono di Kota Madiun.
Korban tewas dalam kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Madiun-Ponorogo masuk Desa Glonggong, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Jum’at (3/6) sekitar pukul 18.45 lalu. Kasat Sabhara Polres Madiun Kota AKP Sutrisno, akhirnya Sabtu (4/6) pukul 09.30 dimakamkan, sejumlah rekan korban tidak menyangka kejadian itu.
“Sesuai permintaan keluarga, agar jenazah dimakamkan di Desa Kiringan, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan. Jenazah semalam (Jum’at, 3/6) sekitar pukul 10.30 dari RSUPP Jatim dr Soedhono langsung dibawa ke rumah duka di RT 14/RW 3 atau tempatnya berasal,” jelas Kapolres Madiun Kota AKBP Adi Deriyan.
Dilaporkan kedatangan jenazah dengan peti mati disambut isak tangis keluarga besar AKP Sutrisno tidak menyangka tewas dalam kecelakaan lalu lintas. Selanjutnya, jenazah disemayamkan di ruang tengah, selanjutnya keesokan hari untuk dilakukan upacara pemakaman.
Upacara pemakaman dipimpin langsung AKBP Adi Deriyan, dihadiri seluruh jajaran Polres Madiun Kota hingga jajaran dari Madiun, Magetan, Ngawi dan lainnya. Suasana duka menggelayut hingga jasad AKP Sutrisno dibawa menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Kiringan.
Beberapa hari sebelumnya, Duta sempat bertemu AKP Sutrisno terlihat tidak seperti biasanya penuh ceria dan dengan ramah menyapa, namun saat itu terlihat diam hanya memberikan senyuman. Bahkan, ketika <I>digojlok<I> (dicandai) menjadi kebiasaannya, sama sekali tidak tertawa atau hanya sekadar senyum.
Padahal, kebiasaan AKP Sutrisno saat bertemu Duta selalu menyapa terlebih dulu dengan sapaan khasnya, lalu menyalami sembari melontarkan <I>gojlokan<I> tertentu. Bahkan, ketika disinggung kok diam saja. Apa kena sakit gigi ? AKP Sutrisno hanya menjawab singkat,”tidak.”
Rekan korban lain sesama perwira merasa kehilangan sosok bertubuh gempal itu. “Beberapa hari sebelum meninggal, istri saya bermimpi menelepon Pak Tris. Namun, tidak bisa terhubung, justri muncul dalam ponsel gambar Pak Tris,” ujar seorang perwira kepada Duta.
Sosok AKP Sutrisno bagi kalangan wartawan adalah sosok ramah, akrab dan dekat, selain itu kebiasaan selama bertugas, tiap pagi menyusuri jalanan di Kota Madiun dengan memakai sepeda mengawasi anak buah adalah ciri khasnya. Selamat jalan AKP Sutrisno. Semoga amal dan ibadahmu diterima Allah Swt. Amin
Label:
kejadian
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar