Ketika kemacetan lalu lintas membekap jalur wisata di Kawasan Puncak, Jawa Barat, masihkah Anda sudi membuang waktu dan bahan bakar di jalan raya? Demi memenuhi hasrat rekreasi keluarga musim liburan sekolah ini, ada baiknya Anda mencoba tempat rekreasi yang bebas dari problem itu.
Berwisata di Pulau Belitung adalah salah satu alternatif yang layak dipertimbangkan. Dari sisi sensasi, pulau di timur Sumatera ini menyuguhkan nuansa yang sulit ditemui bandingannya di tempat lain. Selain keindahan alam pantai yang eksotik, di sini Anda juga bisa mereguk suasana wisata bernuansa sejarah, dari jejak-jejak sejarah eksploitasi timah hingga masuknya budaya Tiongkok yang ditandai dengan hadirnya kelenteng menawan. Suasana pecinan hampir menyatu dengan denyut nadi perekonomian setempat.
Kalau boleh guyon sedikit, mungkin Tuhan memang sejak awal ”mempertimbangkan” bagaimana pesona Belitung hadir untuk mengimbangi hiruk-pikuk Jakarta berikut problem kemacetan lalu lintas di wilayah sekitarnya. ”Senyuman” Sang Pencipta yang membekas pada aneka tempat wisata alami plus nuansa historis, budaya, dan etnik, seolah siap membayar kepenatan orang-orang Jakarta.
Hampir seluruh obyek wisata di Belitung dapat dicapai kurang dari sejam dari Bandara HAS Hananjoeddin, Tanjung Pandan. Dari Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng ada lima kali penerbangan setiap hari ke bandara di ibu kota Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung itu. Kini, pesawat pertama mendarat pukul 07.00 di Tanjung Pandan.
Dari Tanjung Pandan, wisatawan bisa memutuskan akan memancing, menyelam, atau sekadar menikmati pantai-pantai di Pulau Belitung. Semua bisa dinikmati dengan perjalanan santai dengan mobil dari bandara. Berkendara di jalan-jalan Belitung benar-benar kenikmatan tersendiri bagi mereka yang setiap hari dibekap kemacetan lalu lintas kota besar. Pada jam kerja sekalipun, jalan-jalan di pulau itu tetap lengang.
Tidak perlu khawatir tersasar. Jaringan jalan yang belum serumit di Jawa memudahkan orang berkendara. Kalau ragu, bisa bertanya kepada penduduk setempat. Kalau ragu mengemudi sendiri, Anda bisa juga menyewa kendaraan plus sopir.
Persewaan mobil bisa didapat sejak dari bandara dengan tarif mulai Rp 300.000 per hari. Sementara sewa motor bisa didapat di pusat Tanjung Pandan dengan tarif mulai Rp 100.000 per hari.
Dari bandara, setiap penumpang bisa naik mobil omprengan bertarif Rp 30.000. Jika datang berombongan, lebih baik menyewa mobil. Sebab, sementara ini memang hampir belum tersedia angkutan umum ke obyek wisata.
Sebaiknya datang dengan pesawat pagi ke Belitung dan pulang dengan pesawat sore pada hari berikutnya. Begitu tiba, langsung arahkan kunjungan ke pesisir utara Belitung. Di sana antara lain ada Bukit Berahu, Pantai Tanjung Kelayang, dan Pantai Tanjung Tinggi.
Bukit Berahu cocok untuk yang ingin menginap dengan suasana pantai tenang. Ada beberapa pondok yang berhadapan dengan pantai di kaki bukit kecil itu. Di sekitar pondok Anda bisa bermain di pantai yang dihiasi tumpukan batu granit. Jika Bukit Berahu adalah tempat pertama, wisatawan sebaiknya jangan menghabiskan kekaguman akan keindahan Belitung.
Hanya 10 menit berkendara dari Bukit Berahu, giliran pesona Pantai Tanjung Kelayang menyambut. Pantai sepanjang 1,5 kilometer itu memanjakan telinga wisatawan dengan deburan ombak. Tidak hanya tenang, air laut di sini amat bening. Dasar laut terlihat jelas.
Pasir putih di pantai itu sangat halus. Pasir di Kuta, Bali dan Senggigi, Lombok, terasa sangat kasar apabila dibandingkan pasir di Tanjung Kelayang. Warga Belitung dan Bangka memanfaatkan pasir tersebut untuk luluran.
Pantai itu juga dihiasi dengan batu-batu granit berukuran besar. Semua seperti dilemparkan dari suatu tempat lalu jatuh bertumpuk di Tanjung Kelayang, sebagian berada di pantai, sebagian lagi berada di perairan Tanjung Kelayang.
Batu-batu itu memancing imajinasi wisatawan. Di pantai ada batu menyerupai wajah lumba-lumba bila dilihat dari samping. Di perairan ada batu menyerupai kepala elang. Oleh penduduk setempat, gugusan batu itu disebut Batu Garuda.
Aneka granit raksasa lain menyerupai menhir dari era megalitikum. Bedanya, menhir terletak di darat dan sebagian besar dibentuk dari batu gunung, sedangkan granit di perairan Tanjung Kelayang menjulang di perairan secara alami.
Pemandangan serupa terlihat di Pantai Tanjung Tinggi. Granit di pantai itu antara lain terlihat dalam film Laskar Pelangi. Jangan lupa menikmati kuliner lokal Belitung, ganggan. Pilih ganggan ketarap jika ingin mencicipi rasa terbaik dari makanan berbasis ikan itu.
Wisatawan dapat pula menikmati durian jika sedang musimnya. Biasanya, durian membanjiri Belitung pada Februari sampai Mei. Saat sedang musim, sebutir durian berdiameter setara bola futsal seharga Rp 5.000.
Di Tanjung Kelayang dan Tanjung Tinggi ada persewaan perahu. Wisatawan bisa menyewa perahu untuk pesiar di perairan. Bisa pula minta diantar ke lokasi-lokasi pemancingan atau penyelaman.
Tarif perahu berkapasitas hingga 10 orang itu Rp 350.000. Wisatawan sebaiknya memastikan menyewa langsung ke pemilik perahu. Semua pemilik perahu mematok harga sama.
Asnawi, pemilik perahu sewaan, mengaku melayani persewaan pada pagi sampai sore. Ada juga yang hanya minta diantar keliling beberapa jam saja. Kalau mau memancing, sebaiknya sewa mulai sore sampai subuh.
Pantai Tanjung Pendam dan pantai-pantai lain serta obyek wisata lain di Belitung dapat dicapai dengan penerbangan 50 menit dari Cengkareng. Bolehlah menyebut keindahan alam Belitung sebagai potongan surga di bumi. Surga itu dapat dijejak dalam 50 menit dari Jakarta.
Jangan biarkan keceriaan keluarga tergerus gerutuan,