Penemuan mayat dalam kondisi mengenaskan mengejutkan warga di Kelurahan Lingkar Selatan, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, akhir Mei lalu. Mayat itu ternyata adalah Novrianis Matheus, warga setempat yang baru berusia 15 tahun. Sebelum ditemukan tewas, keluarga sempat mencari korban yang telah hilang satu hari. Keluarga korban pun terkejut mendapati anaknya tewas yang ditemukan berjarak kurang dari 300 meter dari rumah korban.
Sedikit petunjuk didapat dari Yohanes Baba, ayah korban. Malam sebelum Novrianis menghilang, korban diketahui sempat berseteru dengan Jufri salah seorang tetangga yang rumahnya bersebelahan. Bahkan, keduanya sempat terlibat kejar-kejaran. Pertengkaran antara korban dan Jufri memang sudah beberapa kali terjadi. Dan, pertengkaran itu berhasil didamaikan ketua rukun tetangga setempat.
Untuk mengungkap pelaku pembunuhan Novrianis ternyata tak perlu memakan waktu lama. Dari hasil penyelidikan dan keterangan warga dan ayah korban, polisi menangkap Jufri yang diketahui orang terakhir yang terlihat berseteru dengan korban. Meski sempat berniat melarikan diri, tersangka pun berhasil dibekuk aparat Kepolisian Sektor Jambi Selatan. Keluarga korban sempat tak mampu menahan emosi saat menemui tersangka di tahanan Markas Polsek Jambi Selatan.
Kepada penyidik Kepolisian Resor Kota Jambi, Jufri mengakui perbuatannya. Pembunuhan keji itu berawal saat Jufri memukul-mukul pintu rumah toko atau ruko dan portal. Ayah korban yang bekerja sebagai penjaga malam di ruko itu melihat hal tersebut. Novrianis yang kala itu berada di sana pun mendatangi Jufri. Pertingkaian antartetangga ini pun dapat dihindari hingga berakhir dengan tewasnya Novrianis.
Pertengkaran itu menjadi buntut dendam lama tersangka dengan keluarga korban. Sebelum pertengkaran malam itu, tersangka mengaku memiliki dendam lama dengan keluarga korban. Tersangka yang rumahnya berdempetan dengan korban, sempat bertengkar dengan pemilik ruko tempat ayah korban bekerja.
Kala itu tersangka mengaku kesal karena bengkel miliknya kotor akibat pembangunan ruko tempat ayah korban bekerja. Saat tersangka protes, justru caci maki yang didapat. Kekesalan yang telah terpendam lama itu pun dilampiaskannya kepada Novrianis. Ayah korban merasa tak pernah ada masalah dengan tersangka atau pun keluarganya. Namun, Baba mengakui keluarga tersangka pernah berselisih dengan pemilik ruko.
Sementara Herry, pemilik ruko, mengaku permasalahannya dengan keluarga tersangka telah diselesaikan secara kekeluargaan. Herry tak habis pikir, mengapa pada malam kejadian Jufri merusak pintu ruko serta portal. Bola persoalannya adalah iri terhadap pekerjaan ayah korban. Herry pun mengaku keluarga tersangka tak pernah meminta pekerjaan padanya.
Kini, nasi telah menjadi bubur. Persoalan yang sebenarnya sepele telah membuat satu nyawa melayang sia-sia. Hanya penyesalan yang mungkin berkecamuk pada diri Jufri
18 Jun 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar