Arema Indonesia bisa bernafas lebih panjang terkait penyelesaian masalah
dualisme manajemen internalnya. PSSI memberikan kelonggaran deadline
hingga 20 September dari deadline semula 6 September kemarin.
Deadline
yang sama juga berlaku untuk Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya.
Kelonggaran ini diberikan karena PSSI masih yakin klub-klub tersebut
masih bisa menyelesaikan persoalan di tingkat manajemen.
"PSSI
ingin klub-klub itu ikut kompetisi level satu, karena semua persyaratan
sudah dipenuhi dan tinggal penyelesaian msalah internal. Sayang sekali
kalau persoalan di internal menganggu proses mereka menuju kompetisi
yang tinggal sebulan lagi," ungkap Ketua Komite Kompetisi PSSI Sihar
Sitorus.
Kelonggaran deadline tersebut sekaligus jawaban atas
niatan Arema Indonesia untuk menyerahkan penyelesaian sengketa kepada
PSSI. Sihar masih optimistis dan percaya manajemen klub berjuluk Singo
Edan masih mempunyai solusi untuk memupus sengketa antara Rendra Kresna
dan Lucky Adrianda Zaenal.
"Memang butuh waktu, tapi saya percaya
Arema bisa," tambahnya. Seperti diberikan kemarin, Arema gagal mencapai
kata sepakat setelah ada pertemuan di sebuah rumah makan di Surabaya.
Pihak Lucky belum bisa menerima opsi yang disodorkan kubu Rendra.
Manajemen
Rendra Kresna melalui Media Officer Sudarmaji mengaku lega dengan
perpanjangan deadline yang diberika PSSI. Sejauh ini, kata Sudarmaji,
kedua pihak sudah melakukan pertemuan dan berharap ada perkembangan di
pertemuan-pertemuan berikutnya.
Dia tak menampik penyelesaian
masalah ini tak lepas dari tawar-menawar kedua kubu. "Karena
masing-masing pihak punya pendapat sendiri, makanya tak bisa langsung
cocok. Untunglah ada kelonggaran dari PSSI sehingga kita tetap bisa
konsentrasi melakukan rekonsiliasi," tutur mantan wartawan ini.
Benarkah
sosok Iwan Budianto menjadi ganjalan terbesar proses islah kedua
manajemen? Sudarmaji enggan membeber lebih jauh. Ia hanya mengatakan
belum ada kecocokan dari opsi yang disodorkan Rendra Kresna.
Sementara,
kabar terakhir, kubu Lucky Adrianda Zaenal-Muhammad Nur mendapat
sokongan penuh dari pengusaha Arifin Panigoro (AP). Kubu Lucky
menyatakan AP menjamin Singo Edan bakal dikelola pendiri klub pada 18 Agustus 1987 tersebut.
"Ini membuktikan pihak Mas Lucky serius
dalam pengelolaan Arema. Dukungan dana juga tidak ada masalah," kata
sumber di pihak Lucky, kemarin. Sebelumnya Lucky menolak opsi yang
diajukan kubu Rendra Kresna saat pertemuan di Surabaya, 4 September
lalu.
8 Sep 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar